Fakta vs Mitos🏥 Kesehatan

Minum Air Sambil Berdiri: Mitos, Fakta, dan Risiko yang Perlu Dipahami

Masyarakat sering mendengar anjuran agar tidak minum air sambil berdiri karena dianggap berbahaya. Namun, kajian medis menyebutkan bahwa tidak ada bukti signifikan bahaya posisi berdiri vs duduk, selama konsumsi air cukup dan tidak dilakukan sembarangan.


Pengantar

Sejak kecil, banyak dari kita diajarkan untuk tidak minum air sambil berdiri. “Minum berdiri bisa menyebabkan penyakit ginjal, radang sendi, gangguan pencernaan,” demikian ajaran turun-temurun yang melekat di masyarakat. Radar Bojonegoro menyoroti mitos ini dalam artikel “Mitos atau Fakta: Minum Air Sambil Berdiri, Mungkinkah Berbahaya?”

Tapi seberapa benar mitos tersebut? Apakah ada dasar medisnya, atau sekadar kepercayaan populer? Artikel ini membedah klaim-klaim tersebut, mengurai fakta medis, serta memberikan rekomendasi sehat terkait kebiasaan minum air.


Mitos Umum tentang Minum Berdiri

Beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan kebiasaan minum sambil berdiri antara lain:

  1. Gangguan pencernaan
    Disebutkan bahwa air yang diminum dalam posisi berdiri akan “langsung mengalir” ke saluran pencernaan tanpa melalui proses enzimatik yang optimal, sehingga menyebabkan kembung atau sembelit.
  2. Masalah ginjal / kandung kemih
    Ada anggapan bahwa posisi berdiri dapat membuat “kotoran atau racun” dari air mengendap di ginjal atau kandung kemih, lalu menimbulkan penyakit ginjal seperti batu ginjal.
  3. Radang sendi / akumulasi cairan di persendian
    Mitos ini menyatakan bahwa minum sambil berdiri memicu cairan berkumpul di persendian dan menyebabkan nyeri atau radang sendi.
  4. Penyerapan air tidak optimal
    Ada klaim bahwa air yang diminum berdiri tidak terserap optimal sehingga tubuh “kehilangan” manfaatnya.

Mitos-mitos ini tersebar secara luas, tetapi sejauh mana dukungan ilmiahnya?


Fakta Medis & Penjelasan Ilmiah

Berdasarkan literatur medis dan pendapat para ahli kesehatan, sejumlah poin berikut lebih dapat dipercaya:

  1. Tidak ada bukti kuat bahwa posisi berdiri berbahaya
    Dokter Abby Phillips menegaskan bahwa secara medis tidak ada perbedaan signifikan antara minum dalam posisi berdiri atau duduk. Yang penting adalah kecukupan asupan air, bukan posisi tubuh.HelloSehat juga menyebut bahwa belum ada penelitian yang mendukung anggapan bahwa minum air sambil berdiri berbahaya bagi ginjal atau sistem pencernaan.
  2. Proses pencernaan otomatis
    Sistem pencernaan manusia mampu bekerja dalam berbagai posisi tubuh melalui mekanisme gerak peristaltik. Air yang masuk ke lambung tetap akan diproses ke usus dan diserap, terlepas posisi saat diminum.
  3. Risiko utama: posisi berbaring saat minum
    Posisi berbaring saat minum lebih berisiko dibanding berdiri. Dalam posisi berbaring, cairan dapat masuk ke saluran pernapasan (aspirasi) sehingga menimbulkan tersedak atau komplikasi pernapasan.
  4. Efek samping bersyarat
    Beberapa artikel kesehatan menyebut bahwa minum sambil berdiri dalam kondisi tertentu — seperti tergesa-gesa, tekanan tinggi, atau memiliki penyakit pencernaan — dapat menyebabkan gangguan seperti perut kembung atau refluks asam lambung.
    Misalnya, minum terlalu cepat bisa menelan udara lebih banyak, menyebabkan kembung.

Kombinasi Mitos & Fakta: Analisis

Dari perbandingan klaim dan bukti, dapat disimpulkan:

  • Banyak mitos terkait posisi minum air adalah eksagerasi atau kesalahpahaman budaya yang kurang dukungan ilmiah.
  • Beberapa efek yang diklaim (seperti kembung, refluks) lebih berkaitan dengan cara minum (misalnya tergesa-gesa atau dalam jumlah besar) daripada posisi berdiri itu sendiri.
  • Yang perlu diperhatikan bukan posisi absolut, tapi cara aman minum: pelan, jumlah wajar, dan hindari berbaring saat minum.

Tips Minum Air Sehat

Berikut rekomendasi agar kebiasaan minum air lebih aman dan optimal:

  1. Minum secara perlahan
    Hindari meneguk air terlalu cepat agar sistem pencernaan punya waktu bekerja.
  2. Duduk jika memungkinkan
    Meski tidak wajib, posisi duduk memberikan kenyamanan dan kontrol lebih baik saat minum.
  3. Hindari minum sambil berbaring
    Karena risiko aspirasi atau tersedak lebih tinggi.
  4. Pastikan jumlah cukup
    Fokus pada konsumsi harian (sekitar 8 gelas atau 2 liter, tergantung kondisi tubuh) daripada posisi minum.
  5. Perhatikan kondisi khusus tubuh
    Jika memiliki gangguan pencernaan, asam lambung, atau kondisi medis, konsultasikan dengan dokter apakah posisi tertentu lebih dianjurkan.

Kesimpulan

Minum air sambil berdiri lebih banyak dikaitkan dengan mitos atau kepercayaan turun-temurun daripada bukti ilmiah. Tidak ada penelitian kuat yang menunjukkan bahaya posisi berdiri selama asupan air moderat dan cara minum benar.

Yang lebih vital adalah kualitas kebiasaan minum: perlahan, cukup, dan dalam posisi yang aman (hindari berbaring). Jika kondisi tubuh memungkinkan, duduk bisa lebih nyaman, tapi berdiri pun tidak menjadi sumber risiko signifikan.

Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa menghentikan mitos yang membatasi dan menjaga kebiasaan minum air yang sehat dan evidence-based.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *