Waspada Kebiasaan Minum Es Teh Setelah Makan: Saran Dokter & Risiko untuk Kesehatan
Jakarta — Minum es teh setelah makan sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum di Indonesia. Banyak orang merasa menikmati sensasi segarnya dan menganggap minuman ini membantu “membersihkan” mulut setelah menyantap hidangan berat. Namun, menurut para ahli gizi, kebiasaan ini justru perlu diperhatikan karena berpotensi berdampak negatif bagi kesehatan tertentu.
Spesialis gizi klinik dari RS St. Carolus Salemba, dr Yohannessa Wulandari, MGizi, SpGK, menyampaikan peringatan penting seputar konsumsi es teh usai makan, terutama bagi mereka yang mengandalkan zat besi dari makanan yang dikonsumsi. Berikut penjelasan lengkapnya:
Popularitas Es Teh di Indonesia
Tidak bisa dipungkiri, es teh manis atau teh dingin adalah salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia. Dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah, es teh hampir selalu tersedia sebagai pilihan minuman menyegarkan. Di media sosial pun banyak warganet yang membagikan komentar selera mereka terhadap es teh: “Es teh adalah kenikmatan yang hakiki, dok,” tulis salah satu pengguna TikTok.
Namun, meskipun terasa menyegarkan dan praktis, kebiasaan meminumnya langsung setelah makan besar ternyata menyimpan beberapa risiko kesehatan yang perlu diketahui.
Teh dan Penyerapan Nutrisi: Apa Kata Dokter?
Menurut dr Yohannessa, salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah kandungan tanin dan polifenol dalam teh. Senyawa-senyawa ini dapat mengikat zat besi non-heme (zat besi yang berasal dari tumbuhan), sehingga membuatnya lebih sulit diserap tubuh jika diminum bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi. detikHealth
“Kalau misalnya orang itu butuh zat besi dalam tubuhnya, tentunya dia nggak disarankan minum teh dengan misalnya tadi ayam, bakso gitu,” jelas dr Yohannessa kepada detikcom.
Kondisi ini dapat memperburuk risiko anemia defisiensi besi, terutama pada kelompok yang rentan seperti anak-anak, ibu hamil, atau mereka yang memiliki kebutuhan zat besi tinggi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa seng, kalsium, dan mineral penting lainnya bisa terpengaruh penyerapan nutrisinya jika teh dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
Efek Gula dan Kalori Tambahan dari Es Teh Manis
Selain persoalan penyerapan zat besi, gula tambahan dalam es teh manis juga menjadi perhatian besar dari dokter gizi. Kandungan gula yang tinggi dapat menambah asupan kalori secara signifikan dalam sehari, berisiko mempercepat kenaikan berat badan jika dilakukan secara rutin.
Kebiasaan minum minuman manis setelah makan juga bisa berdampak buruk bagi kadar gula darah, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kondisi metabolik seperti pre-diabetes atau diabetes tipe 2. Diet tinggi gula diketahui berkaitan erat dengan peningkatan risiko gangguan metabolik dan penyakit kronis lainnya.
Suhu Dingin & Pencernaan: Perbedaan yang Membingungkan
Dr Yohannessa juga menyinggung tentang perbedaan suhu antara makanan panas dan minuman dingin yang tiba-tiba masuk ke tubuh. Ia menjelaskan bahwa perubahan suhu ekstrim, misalnya langsung dari makanan panas ke minuman es harus diadaptasi oleh sel-sel di mulut dan tenggorokan.
Walaupun tidak selalu berbahaya secara medis, perubahan suhu yang drastis secara berulang dapat menyebabkan iritasi ringan pada jaringan mulut dan saluran cerna, terutama bagi individu dengan sensitivitas pencernaan. Saran dokter adalah mengonsumsi minuman dengan suhu yang tidak terlalu ekstrem setelah makan, seperti air suhu ruang, agar tubuh dapat beradaptasi lebih baik.
Kapan Waktu yang Lebih Tepat untuk Minum Teh?
Para ahli gizi menyarankan agar jika ingin menikmati teh — baik panas maupun dingin — sebaiknya tidak dilakukan langsung setelah makan besar. Sebaiknya beri jeda minimal 30 – 60 menit setelah makan, sehingga tubuh punya waktu untuk memulai proses penyerapan nutrisi sebelum tanin dan polifenol dari teh masuk.
Selain itu, minum teh sebelum makan atau di sela-sela waktu makan sebagai camilan ringan cenderung tidak mengganggu penyerapan zat besi dari makanan utama Anda. Ini juga berlaku bagi teh herbal tanpa kafein yang cenderung memiliki kadar tanin lebih rendah, seperti chamomile atau peppermint.
Alternatif Sehat Usai Makan
Jika fokus Anda adalah mendukung pencernaan sehat tanpa menghambat nutrisi, minuman seperti air putih pada suhu ruang, air hangat, atau infus herbal tanpa gula sering direkomendasikan oleh pakar kesehatan. Air putih pada suhu ruang membantu proses pencernaan tanpa menimbulkan perubahan suhu yang ekstrem bagi sistem cerna.
Minuman lain seperti air jahe hangat atau teh herbal tanpa gula bisa memberikan efek menenangkan pada perut setelah makan, tanpa mengganggu penyerapan zat besi secara signifikan. Namun, tetap dianjurkan untuk tidak mengonsumsinya secara bersamaan dengan makanan utama.
Siapa yang Perlu Lebih Waspada?
Walaupun banyak orang bisa minum es teh tanpa masalah besar, ada beberapa kelompok yang lebih perlu berhati-hati, antara lain:
✔ Anak-anak — kebutuhan zat besi yang tinggi untuk tumbuh kembang
✔ Ibu hamil — memerlukan penyerapan zat besi optimal
✔ Orang dengan anemia — sudah berisiko rendahnya kadar zat besi
✔ Penderita gangguan metabolik seperti diabetes
Bagi kelompok ini, memilih minuman yang mendukung penyerapan nutrisi dan menghindari minuman manis setelah makan sangat disarankan untuk mencegah komplikasi kesehatan jangka panjang.
Tren Minum Teh & Penelitian Internasional
Tidak hanya dokter di Indonesia yang memperingatkan soal minum teh setelah makan. Berbagai studi global menunjukkan bahwa teh, tanpa memandang panas atau dinginnya, mengandung tanin dan polifenol yang dapat mengikat besi non-heme dan mineral lain dari makanan jika dikonsumsi bersamaan.
Namun perlu diingat, teh juga memiliki manfaat antioksidan dan antiradang jika dikonsumsi pada waktu yang tepat dan tidak berlebihan. Teh seperti teh hijau bahkan dikenal manfaatnya dalam mendukung kesehatan jantung ketika dikonsumsi terpisah dari makanan utama.
Kesimpulan: Bijak dengan Kebiasaan Minum Teh
Minum es teh setelah makan memang terasa menyegarkan, tetapi kebiasaan ini memiliki dampak yang perlu diperhatikan, terutama soal penyerapan nutrisi penting seperti zat besi dan kandungan gula tambahan yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Dengan memberi jeda waktu setelah makan, memilih minuman sehat lain setelah santap, serta mengatur konsumsi teh pada waktu yang lebih tepat, Anda dapat tetap menikmati minuman favorit tanpa mengorbankan kesehatan.

