🏥 Kesehatan

Diet Ekstrem Cuma Makan Ayam dan Brokoli Rebus Selama 6 Bulan, Wanita Ini Nyaris Mati Akibat Pankreatitis

Jakarta — Seorang wanita berusia 25 tahun di China hampir kehilangan nyawanya setelah menjalani diet ekstrem selama enam bulan yang hanya terdiri dari dada ayam dan brokoli rebus. Pola makan yang tampaknya berhasil menurunkan berat badan itu justru berujung pada masalah kesehatan serius yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit.

Perempuan yang bekerja sebagai penggiat media sosial itu membagikan perjalanan dietnya secara online, mulai saat ia menyingkirkan semua makanan berlemak dan tinggi karbohidrat dari menu hariannya. Dalam beberapa kesempatan, ia hanya menambahkan sedikit potongan kentang rebus untuk memberikan sedikit variasi pada asupannya.

Diet Monoton yang Menguras Kesehatan

Bermula dari niat untuk menurunkan berat badan, wanita ini menjalani diet yang sangat ketat dengan harapan bisa mendapatkan hasil cepat. Ia hanya mengonsumsi dada ayam dan brokoli rebus setiap hari selama hampir enam bulan. Menu yang monoton dan minim nutrisi itu awalnya membantu menurunkan bobot tubuh, tetapi lama-kelamaan mulai menunjukkan dampak negatif pada kesehatannya.

Seiring waktu, gejala-gejala buruk mulai muncul dan terjadi secara berangsur. Ia merasa sering lemas, kulit tampak kusam, dan tampil dengan wajah pucat. Kondisi ini seharusnya menjadi peringatan awal, namun wanita tersebut mengabaikannya dan tetap melanjutkan diet ekstrem yang terus berjalan.

Menurut pakar nutrisi, pola makan yang secara ekstrim membatasi sumber makanan dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin, mineral, dan lemak esensial yang penting untuk fungsi tubuh normal. Ayam dan brokoli memang kaya protein dan serat, tetapi keduanya tidak bisa menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan manusia untuk berfungsi dengan baik.

Kram Perut dan Diagnosis Berbahaya

Masalah kesehatan yang sudah tampak akhirnya mencapai puncaknya ketika wanita itu mengalami kram perut hebat yang tak tertahankan. Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Xi’an karena merasa sangat sakit di bagian perut. Setelah diperiksa, dokter menemukan bahwa ia menderita pankreatitis akut berat — kondisi serius di mana pankreas mengalami peradangan parah.

Dokter yang memeriksanya menyebut bahwa kadar amilase dalam serum darahnya mencapai sepuluh kali lipat dari batas normal. Amilase adalah enzim yang diproduksi oleh pankreas dan kelenjar ludah untuk membantu memecah karbohidrat. Ketika jumlah amilase meningkat drastis, hal ini menandakan pankreas tengah mengalami masalah serius yang mengancam nyawa.

“Peradangan pankreas seperti ini biasanya terjadi ketika enzim pencernaan yang seharusnya aktif di usus justru menyerang jaringan pankreas itu sendiri,” jelas salah satu dokter yang menangani kasus ini. Faktor diet ekstrem yang sangat rendah lemak dalam waktu lama menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kondisi ini.

Efek Diet Ekstrem pada Tubuh

Ahli kesehatan secara umum menekankan bahwa diet yang terlalu rendah lemak atau terlalu monoton dapat mengganggu proses normal tubuh, termasuk sekresi enzim pencernaan dan pemecahan nutrisi penting. Tanpa keseimbangan asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral dari berbagai sumber makanan, tubuh bisa mengalami gangguan metabolisme yang serius.

Diet ekstrem seperti ini sering kali diperkuat oleh gambaran visual diet “sehat” yang beredar di media sosial. Padahal kenyataannya, tubuh manusia membutuhkan beragam nutrisi untuk menjalankan berbagai fungsi biologisnya. Ketika tubuh kekurangan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, serta mineral penting lainnya, sistem imun, kesehatan tulang, dan pengaturan hormon akan terganggu.

Selain itu, diet yang terlalu rendah lemak juga bisa menghambat penyerapan vitamin-vitamin penting tersebut, karena lemak berperan sebagai “kendaraan” bagi nutrisi tersebut untuk diserap ke dalam darah. Tanpa lemak, tubuh tidak bisa memanfaatkan nutrisi yang masuk dengan baik.

Saran untuk Diet yang Seimbang

Para ahli menyarankan bahwa orang yang ingin menurunkan berat badan tetap harus memastikan bahwa pola makan yang dijalani tetap seimbang dan kaya gizi. Mencapai defisit kalori — yakni membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi — adalah kunci menurunkan berat badan, tetapi hal itu harus dilakukan tanpa mengorbankan kebutuhan nutrisi esensial tubuh.

Diet yang sehat biasanya melibatkan beragam kelompok makanan: protein tanpa lemak, lemak sehat, karbohidrat kompleks, sayuran, buah-buahan, serta vitamin dan mineral dari berbagai sumber. Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi juga sangat penting sebelum memulai perubahan besar dalam pola makan.

Momentum Pembelajaran

Kisah wanita ini menjadi peringatan penting bagi siapa pun yang ingin menurunkan berat badan melalui metode ekstrem. Walaupun diet yang ketat bisa memberikan hasil awal yang terlihat, konsekuensi jangka panjang terhadap kesehatan dapat jauh lebih serius dan bahkan berpotensi mengancam nyawa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *