🏥 Kesehatan

Dampak Asupan Protein Berlebihan untuk Tubuh: Catat Batas Aman dan Risikonya

Jakarta, 13 September 2025 — Protein adalah nutrisi vital yang diperlukan oleh tubuh untuk banyak proses fisiologis, seperti pertumbuhan sel, regenerasi jaringan, dan pembentukan otot. Namun, ketika dikonsumsi secara berlebihan, asupan protein yang melampaui batas aman justru mampu menimbulkan sejumlah efek negatif bagi kesehatan. DetikHealth mengulas berbagai konsekuensi kesehatan serta batas aman konsumsi protein harian.


Apa Itu Protein dan Kenapa Penting?

Setiap sel tubuh manusia — otot, kulit, organ, sistem kekebalan — sebagian besar terdiri dari protein. Bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang aktif secara fisik atau atlet, protein memainkan peran penting dalam mendukung kekuatan dan masa otot serta mempercepat pemulihan setelah latihan atau cedera.

Meski begitu, kebutuhan dan toleransi terhadap protein bervariasi antar individu, tergantung berat badan, aktivitas fisik, kondisi medis, dan jenis protein (hewani atau nabati) yang dikonsumsi.


Apa yang Terjadi Bila Konsumsi Protein Terlalu Banyak?

Beberapa efek langsung dan jangka pendek yang bisa muncul jika protein dikonsumsi melebihi kebutuhan tubuh:

  • Gangguan pencernaan seperti sembelit, kembung, dan sakit perut muncul karena sistem usus harus bekerja lebih berat untuk memproses produk sampingan dari metabolisme protein.
  • Pada waktu lebih lama, kelebihan konsumsi protein terutama dari sumber hewani berlemak dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti batu ginjal, penyakit jantung, dan bahkan kanker usus besar.

Jenis protein nabati seperti dari kacang, biji-bijian, dan susu rendah lemak dianggap lebih aman, bahkan memiliki efek protektif dalam beberapa studi jika dibandingkan dengan protein hewani tinggi lemak.


Berapa Banyak Protein yang Dibutuhkan Tubuh?

Para ahli gizi biasanya mengacu pada RDA (Recommended Dietary Allowance) untuk menentukan kebutuhan dasar protein:

  • Angka RDA adalah sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan per hari. Misalnya, seseorang dengan berat badan 60 kg membutuhkan sekitar 48-50 gram protein/hari agar tidak kekurangan.
  • Banyak orang dewasa, bahkan atlet, sering mencoba melebihi ambang ini. Namun, perlindungan terhadap efek samping harus diperhitungkan, terutama bila asupan melebihi sekitar 2 gram/kg berat badan per hari. Contoh: untuk orang 60 kg, itu berarti batas sekitar 120-125 gram protein/hari.
  • Pedoman di AS menyebutkan bahwa 10-35% dari total kalori harian bisa berasal dari protein, tergantung gaya hidup dan komposisi diet seseorang.

Risiko Kesehatan Bila Melebihi Batas Aman

Kelebihan protein untuk waktu lama bisa memberikan beban tambahan pada sistem tubuh. Berikut beberapa risiko yang telah diidentifikasi:

Sistem atau OrganRisiko Potensial
GinjalProduksi ureum dan limbah nitrogen meningkat, membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring sisa metabolisme protein. Bisa memperparah kondisi ginjal jika sudah ada gangguan.
Sistem KardiovaskularKonsumsi banyak protein hewani berlemak, terutama merah atau diproses, bisa meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung.
Saluran PencernaanGangguan seperti sembelit, kembung, sakit perut, karena bakteri usus dan enzim pencernaan harus mengolah kelebihan asam amino.
Risiko Metabolik & Berat BadanBila kalori ekstra dari protein tidak digunakan (misalnya dalam tubuh yang tidak aktif fisiknya), kelebihan bisa disimpan sebagai lemak.

Siapa yang Perlu Lebih Waspada?

Sebagian kelompok memiliki risiko lebih tinggi jika asupan protein terlalu banyak:

  1. Orang dengan gangguan ginjal — karena fungsi penyaringan ginjal sudah terganggu, kelebihan protein bisa memperburuk kondisi.
  2. Orang dengan penyakit hati — metabolisme protein juga melibatkan hati, sehingga beban tambahan pada hati yang sudah bermasalah bisa menjadi risiko.
  3. Individu dengan pola konsumsi sumber protein dominan hewani berlemak — karena kandungan lemak jenuh dan kolesterol.
  4. Orang yang mencoba diet ekstrem tinggi protein seperti untuk pembentukan otot atau diet ketogenik, tanpa pengawasan profesional.

Tips Mengonsumsi Protein Secara Sehat

Agar manfaat protein bisa diperoleh tanpa risiko berlebihan, berikut strategi yang disarankan:

  • Pilih sumber protein berkualitas: ikan, daging tanpa lemak, unggas, produk susu rendah lemak, protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.
  • Sebar konsumsi protein sepanjang hari (beberapa porsi kecil), bukan memaksa satu porsi besar di satu waktu agar sistem pencernaan tidak terbebani.
  • Perhatikan kebutuhan kalori total — jika ditambah dengan protein berlebih tapi karbohidrat atau lemak kurang, bisa menimbulkan ketidakseimbangan gizi.
  • Minum banyak air agar ginjal dibantu untuk membuang limbah metabolisme.
  • Untuk orang dengan kondisi kesehatan tertentu (ginjal, hati), konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengikuti diet tinggi protein.

Kesimpulan

Protein memang esensial bagi kehidupan, pertumbuhan, dan kesehatan otot serta jaringan tubuh. Namun, seperti halnya nutrisi apapun, keseimbangan adalah kunci. Asupan protein yang melebihi batas aman — terutama bila dikombinasikan dengan sumber hewani lemak tinggi — bisa membebani organ tubuh dan meningkatkan risiko kesehatan.

Sebaliknya, pemilihan sumber protein yang sehat, pengaturan jumlah dan frekuensi konsumsi sesuai berat badan dan kondisi tubuh, serta konsultasi bila diperlukan akan membantu memperoleh manfaat optimal tanpa efek buruk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *