Benarkah Cinta Pertama Tak Akan Pernah Lupa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
JAKARTA, kilasjurnal.id – Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan, “First love never dies” (Cinta pertama tidak pernah mati). Seberapa jauh pun Anda melangkah, atau dengan siapa pun Anda menikah saat ini, nama sang “Cinta Pertama” seringkali masih tersimpan rapi di sudut memori terdalam.
Kadang, hanya mendengar lagu lama atau mencium aroma parfum tertentu, kenangan itu bisa bangkit kembali dengan jelas. Pertanyaannya, apakah ini tanda Anda belum move on? Atau adakah penjelasan logis mengapa cinta pertama begitu sulit dihapus dari ingatan?
Jawabannya: Ya, secara ilmiah, cinta pertama memang didesain untuk sulit dilupakan. Berikut adalah alasan psikologis dan biologis di baliknya.
1. Efek “Kali Pertama” (The Primacy Effect)
Dalam dunia psikologi, ada istilah yang disebut Primacy Effect. Otak manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk mengingat kejadian yang terjadi pertama kali jauh lebih kuat dibandingkan kejadian kedua, ketiga, dan seterusnya.
Cinta pertama adalah momen di mana Anda pertama kali merasakan debaran jantung yang aneh, cemburu yang membakar, atau rindu yang menyiksa. Karena ini adalah pengalaman baru bagi otak, ia akan “menandai” momen ini sebagai memori prioritas tinggi. Ciuman pertama atau kencan pertama akan selalu terasa lebih detail di ingatan dibanding kencan ke-100 dengan orang yang sama atau berbeda.
2. Badai Hormon Masa Remaja
Kebanyakan orang mengalami cinta pertama di masa remaja (pubertas). Pada masa ini, otak sedang berkembang pesat dan sangat sensitif terhadap pengalaman emosional.
Saat jatuh cinta pertama kali, otak dibanjiri oleh Dopamin (hormon kebahagiaan), Oksitosin (hormon keterikatan), dan Norepinefrin (yang membuat jantung berdebar). Ledakan kimiawi ini menciptakan jejak saraf yang sangat dalam dan kuat di otak. Ibarat jalan setapak yang baru pertama kali diaspal, jejaknya akan bertahan sangat lama.
3. Cinta Pertama Membentuk “Template”
Sadarkah Anda bahwa cinta pertama seringkali menjadi standar bawah sadar Anda dalam mencari pasangan berikutnya?
Psikolog menyebut ini sebagai imprinting. Cinta pertama mengajarkan kita definisi tentang apa itu “dicintai” dan “mencintai”. Jika cinta pertama Anda manis, Anda akan mencari rasa yang sama. Jika cinta pertama Anda toxic, kadang tanpa sadar Anda terjebak mencari pola serupa karena itulah definisi cinta yang dikenal otak Anda.
4. Kita Merindukan Diri Kita yang Dulu
Seringkali, yang kita rindukan bukanlah sosok sang mantan, melainkan versi diri kita saat itu.
Mengingat cinta pertama membawa kita kembali ke masa di mana hidup terasa lebih sederhana, penuh harapan, belum banyak cicilan, dan dunia terasa milik berdua. Kita merindukan kepolosan dan gairah masa muda yang mungkin sudah luntur dimakan usia.
Kesimpulan: Kenangan Bukan Berarti Harapan
Jadi, jika Anda masih mengingat cinta pertama, itu wajar dan manusiawi. Itu bukan berarti Anda masih mencintainya, melainkan bukti bahwa otak Anda bekerja dengan normal dalam menyimpan memori emosional yang kuat.
Cinta pertama adalah bab pembuka yang mengajarkan kita cara membaca buku kehidupan. Simpanlah sebagai pelajaran berharga, namun pastikan Anda tidak terus membacanya berulang-ulang hingga lupa menulis bab baru demi masa depan.
