Fakta vs MitosšŸ„ Kesehatan

Fakta vs Mitos: Benarkah Mengonsumsi Telur Mentah Lebih Sehat dan Berkhasiat Tinggi?

JAKARTA, 1 Desember 2025 — Di film-film dan cerita tradisional, kita sering melihat adegan orang minum telur mentah (terutama kuningnya) dengan keyakinan bahwa ini akan memberikan dorongan energi instan, meningkatkan stamina, atau bahkan menambah khasiat kesehatan. Keyakinan ini kuat, terutama di kalangan atlet atau mereka yang menggemari pengobatan tradisional.

Namun, di era sains dan kesehatan modern, mengonsumsi telur mentah adalah praktik yang sangat diperdebatkan. Lantas, apakah telur mentah benar-benar superior secara nutrisi, ataukah risiko yang mengintai jauh lebih besar daripada manfaatnya? Jawabannya terletak pada bahaya bakteri dan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tubuh.

Mitos 1: Protein dan Vitamin dalam Telur Mentah Lebih Tinggi Daripada Telur Matang

FAKTA: Protein dalam telur mentah lebih sulit diserap oleh tubuh, dan risiko kehilangan vitamin sangat kecil saat dimasak.

Poin Krusial: Penyerapan Protein dan Avidin.

  1. Protein Sulit Diserap: Studi ilmiah menunjukkan bahwa protein dalam telur yang dimasak (dipanaskan) memiliki bioavailabilitas yang jauh lebih tinggi. Saat telur dimasak, panas memecah struktur proteinnya (denaturasi), sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus. Tubuh hanya mampu menyerap sekitar 50–60% protein dari telur mentah, sementara telur yang dimasak bisa mencapai 90% penyerapan.
  2. Vitamin Biotin: Telur mentah mengandung zat bernama Avidin di bagian putih telur. Avidin adalah zat yang mengikat Biotin (Vitamin B7) di usus, mencegah Biotin diserap oleh tubuh. Biotin penting untuk metabolisme lemak dan kesehatan kulit/rambut. Memasak telur (panas) akan menonaktifkan Avidin, sehingga Biotin dapat diserap tubuh secara optimal.

Jadi, dari segi protein dan Biotin, telur matang justru lebih unggul dan lebih efisien untuk tubuh.

Mitos 2: Risiko Bakteri Salmonella Sangat Kecil dan Bisa Diabaikan

FAKTA: Risiko infeksi bakteri Salmonella dari telur mentah selalu ada dan tidak boleh diabaikan, terutama pada kelompok rentan.

Poin Krusial: Keamanan Pangan.

Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius (salmonellosis), yang gejalanya meliputi diare, muntah, demam, dan kram perut. Bakteri ini bisa berada di dalam telur (bukan hanya di cangkang) jika ayam yang bertelur terinfeksi.

  • Kelompok Rentan: Risiko ini sangat berbahaya bagi:
    • Anak-anak dan Lansia: Karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih lemah.
    • Ibu Hamil: Infeksi Salmonella berpotensi serius bagi janin.

Memasak telur hingga matang (suhu internal mencapai minimal 62°C) adalah satu-satunya cara pasti untuk membunuh bakteri Salmonella dan menjamin keamanan pangan. Mengonsumsi telur mentah, seaman apapun sumbernya diklaim, selalu membawa risiko.

Fakta Ilmiah: Mengapa Orang Merasa Berenergi Setelah Minum Telur Mentah?

Perasaan “berenergi” setelah minum telur mentah seringkali bersifat psikologis atau berasal dari kandungan lemak dan kalori yang padat, yang memang memberikan boost energi sementara. Namun, energi ini tidak datang dari penyerapan nutrisi yang lebih baik.

Kesimpulan: Mengonsumsi telur mentah adalah Mitos jika tujuannya adalah kesehatan optimal dan penyerapan protein maksimal. Risiko keracunan Salmonella dan hambatan penyerapan Biotin jauh lebih besar daripada manfaat nutrisi yang diklaim. Telur matang atau setengah matang adalah pilihan yang paling aman, sehat, dan efisien bagi tubuh Anda.

Related Keywords telur mentah, Salmonella, Avidin, protein telur, Biotin, keamanan pangan, mitos kesehatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *