Usia Muda Juga Perlu Cek Jantung Jika Memiliki Faktor Risiko Ini
Jakarta, 25 September 2025 — Tidak hanya orang tua, mereka yang masih muda pun disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan jantung apabila memiliki faktor risiko tertentu. Menurut para dokter jantung, penyakit jantung tidak lagi semata-mata masalah lansia — beberapa kondisi medis atau riwayat keluarga bisa membuat orang muda rentan terhadap gangguan kardiovaskular.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Primaya Hospital Makassar, dr. Bambang Budiono, Sp.JP(K), menyampaikan bahwa usia bukan penentu utama dalam kerentanan jantung. Jika seseorang muda memiliki diabetes, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga penyakit jantung, risiko tetap ada meski usianya masih belia.
“Kalau pasien itu—misalnya dia punya diabetes sejak muda—faktor usia bukanlah hal yang paling menentukan. Pembuluh darah bisa mengalami kerusakan tanpa memandang usia,” kata dr. Bambang.
Faktor Risiko yang Harus Diwaspadai
Beberapa kondisi atau kebiasaan yang meningkatkan risiko penyakit jantung bahkan pada usia muda antara lain:
- Riwayat keluarga penyakit jantung
Jika ayah atau ibu atau kerabat dekat pernah mengalami serangan jantung atau penyakit jantung tertentu, ini bisa menjadi alarm bagi generasi muda. - Diabetes atau gangguan gula darah
Penyakit gula darah yang tidak terkendali akan merusak pembuluh darah secara perlahan. - Kadar kolesterol tinggi
Kolesterol LDL tinggi bisa memicu pengerasan arteri (aterosklerosis), menyumbat aliran darah ke jantung. - Gaya hidup tidak sehat
Pola makan tinggi lemak jenuh, kurang aktivitas fisik, merokok, atau stres kronis — semua itu memberi tekanan ekstra pada jantung bahkan di usia muda. (implikasi umum) - Tekanan darah tinggi
Hipertensi bisa menimbulkan beban kerja lebih pada jantung dan pembuluh darah. (implikasi umum)
Kisah Nyata: Mahasiswa Usia 19 Tahun Kena Serangan Jantung
Dr. Bambang menceritakan satu kasus mengejutkan: seorang mahasiswa usia 19 tahun mengalami serangan jantung. Mahasiswa itu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan profil lipid (kolesterol) yang tidak baik.
“Dia punya data laboratorium yang menunjukkan bahwa kolesterol ‘jahat’ tinggi dan riwayat keluarga penyakit jantung,” ujar dr. Bambang. Kasus ini menjadi contoh bahwa penyakit jantung tidak memilih usia jika faktor risiko hadir.
Kejadian seperti ini pun sudah pernah dibahas di media bahwa remaja atau usia yang sangat muda pun bisa terkena penyakit jantung atau henti jantung mendadak, meskipun kasusnya relatif langka.
Kapan Waktu Tepat Melakukan Pemeriksaan Jantung?
Menentukan waktu yang ideal untuk pemeriksaan jantung terkadang membingungkan, karena tidak ada “aturan baku” bahwa harus setelah usia tertentu. Menurut dr. Bambang:
- Jika seseorang memiliki salah satu faktor risiko seperti kolesterol tinggi atau diabetes sejak muda, maka sebaiknya skrining jantung dipertimbangkan sedini mungkin.
- Bahkan meskipun belum muncul gejala, pemeriksaan awal akan membantu mendeteksi perubahan (sub-klinis) pada jantung atau pembuluh darah.
- Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan jika tes awal menunjukkan hasil yang mencurigakan — misalnya EKG, tes stres, atau pemeriksaan ultrasonografi/ekokardiografi. (ilmiah umum)
Manfaat Skrining Kardiovaskular Dini
Melakukan pemeriksaan jantung sejak dini membawa berbagai keuntungan:
- Deteksi dini
Menangkap perubahan kecil sebelum berkembang menjadi penyakit serius memungkinkan intervensi lebih cepat dan efektif. - Penanganan lebih ringan
Jika masalah ditemukan lebih awal, pengobatan dan modifikasi gaya hidup lebih mudah dan tidak terlalu agresif. - Pencegahan komplikasi
Mencegah kerusakan lanjut pada jantung, gagal jantung, atau risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. - Kesadaran dan kontrol diri lebih baik
Individu muda yang menyadari risiko akan cenderung lebih disiplin dalam menjaga pola hidup sehat (diet, olahraga, kontrol stres).
Tips Cegah Risiko Saat Muda
Beberapa langkah yang bisa dilakukan sejak dini agar jantung tetap sehat:
- Rajin cek gula darah, profil lipid (kolesterol), dan tekanan darah secara berkala.
- Jalani pola makan seimbang: kurangi lemak jenuh dan gula, perbanyak serat sayuran dan buah.
- Berolahraga minimal 30 menit sehari secara rutin.
- Hindari merokok dan paparan asap rokok.
- Atur stres, tidur cukup, dan hindari kebiasaan buruk seperti stres kronis atau begadang terus-menerus.
- Jika ada riwayat keluarga penyakit jantung, beri tahu dokter untuk pertimbangan skrining khusus.
Tantangan dan Catatan Penting
- Gejala tak selalu muncul — Banyak kerusakan jantung terjadi perlahan dan diam-diam (sub-klinis).
- Kontroversi usia skrining — Belum ada pedoman baku bahwa semua orang muda harus skrining jantung; dokter akan menilai berdasarkan faktor risiko.
- Biaya dan akses — Beberapa pemeriksaan canggih mungkin mahal dan tidak tersedia di semua wilayah.
- Pendidikan kesehatan — Penting bagi masyarakat muda untuk memahami bahwa jantung sehat bukan hanya milik orang tua atau mereka yang sudah sakit.
Kesimpulan
Meskipun sering dianggap sebagai penyakit orang dewasa, masalah jantung tidak sepenuhnya “tertanam” pada usia lanjut. Bila seseorang muda memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga penyakit jantung, diabetes, atau kolesterol tinggi, pemeriksaan jantung menjadi langkah bijak untuk pencegahan.
Skrining sedini mungkin, deteksi awal, dan perubahan gaya hidup adalah kunci menjaga kesehatan kardiovaskular jangka panjang. Karena menjaga jantung sejak muda jauh lebih mudah daripada menghadapi penyakit berat di kemudian hari.
